Puluhan Kepala Desa Belajar ke China Soal Perencanaan Pembangunan Terpadu
Jakarta - Peserta Benchmarking Study yang merupakan puluhan kepala desa (kades) mengunjungi Desa Jiuziwan, Kecamatan Huaqiao, Provinsi Anhui, China. Dalam lawatannya ke Negeri Tirai Bambu ini puluhan kades akan mempelajari perencanaan pembangunan terpadu di China.
Direktur Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (PKKTrans) Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Danton Ginting Munthe yang merupakan kepala rombongan menerangkan para kades akan mendapatkan gambaran jelas tentang perencanaan pembangunan desa secara terpadu dan komprehensif.
Kunjungan tersebut diharapkan bisa memberikan pemahaman dan inspirasi serta bisa diimplementasikan di desa di Indonesia.
"Kesuksesan proyek (revitalisasi Desa Jiuziwan) ini bisa jadi materi yang bagus untuk direplikasikan di Indonesia nantinya selama itu sesuai dengan akar budaya yang dimiliki oleh desa-desa di Indonesia," ungkap Danton dalam keterangan tertulis, Selasa (24/10/2023).
Desa Jiuziwan merupakan daerah pertanian yang direvitalisasi pada 2018 lalu melalui Proyek Pembangunan Teluk Jiuzi yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Anhui.
Revitalisasi ini untuk mendorong pembangunan desa agar desa lebih indah dan rapi, dan lebih menertibkan kepemilikan terhadap tanah dan bangunan.
"Yang paling susah adalah bagaimana mengubah kebiasaan buruk masyarakat, seperti kedisiplinan dan kebersihan lingkungan," ungkap Wang.
Proyek pembangunan Teluk Jiuzi mencakup total area sebesar 6,67 kilometer persegi. Dengan total investasi mencapai 500 juta yuan, proyek ini mengadopsi model konstruksi bersama dan kerja sama yang saling menguntungkan antara pemerintah, penduduk desa, operasi perusahaan, kolektif desa, dan partisipasi modal sosial.
Prinsip perencanaan terpadu, merek terpadu, dan operasi terpadu juga diimplementasikan dalam proyek ini.
Hasil dari proyek Teluk Jiuzi mulai terlihat dalam kurun waktu kurang dari satu tahun.
Lingkungan ekologi alami dan tampilan pedesaan di Desa Jiuziwan telah sepenuhnya diperbarui. Sementara kehidupan spiritual dan material masyarakat terus diperkaya.
Warga Desa Jiuziwan, Zou, mengungkapkan kegembiraan dengan adanya proyek tersebut di desanya.
"Setelah pembangunan Desa Jiuziwan, tidak hanya lingkungan menjadi lebih baik, tetapi banyak orang yang bekerja di luar kota sudah kembali. Bahkan rumah tua yang tidak saya tinggali telah disewakan, dan saya dapat menerima sewa sebesar 7.000 Yuan per tahun," kata Zou.
Di samping memperbaiki lingkungan pedesaan, proyek Teluk Jiuzi juga mengintegrasikan elemen baru, mengaktifkan sumber daya yang ada, dan mengembangkan industri baru.
Melalui prinsip konstruksi bersama dan berbagi, petani dapat mengalihkan dan menyewakan aset yang tidak digunakan, memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam penanaman primer, peternakan, pengolahan produk pertanian sekunder, dan jasa industri tersier.
Sebagai dampak proyek ini, hampir 200 penduduk desa setempat telah mendapatkan pekerjaan dengan pendapatan upah mencapai 3.550 yuan per orang per bulan.
Selain itu, lebih dari 1.000 hektare lahan pertanian dan 800 hektare permukaan air telah direvitalisasi, serta 33 rumah pertanian yang sebelumnya menganggur telah berhasil direvitalisasi, secara langsung meningkatkan pendapatan petani lokal sebesar lebih dari 2,1 juta Yuan.
Melalui inovasi bisnis, dukungan terhadap UMKM, perluasan rantai, peningkatan layanan, dan pembangunan merek, proyek Jiuziwan telah membangun komunitas kehidupan yang terintegrasi dengan ladang, hutan, air, desa, komunitas, dan manusia.
Model pembangunan yang terintegrasi ini mencakup sektor pertanian, pariwisata, budaya, serta dunia usaha, mewujudkan integrasi tiga industri pada sektor primer, sekunder, dan tersier.
Turut mendampingi dalam kunjungan ini, Direktur PSP dan PSKP Rosyid, Sesditjen PPDT Mety Susanti, Karo Humas Erlin Chaerlinatun serta lima pendamping Benchmarking Study.
sumber : detiknews
Posting Komentar untuk "Puluhan Kepala Desa Belajar ke China Soal Perencanaan Pembangunan Terpadu"